Marshmallow Test

Marshmallow Test (noun) :
sebuah studi yang terdiri dari tes untuk menguji letak kesabaran seseorang akan sesuatu yang bisa ia dapatkan lebih baik daripada yang bisa ia dapatkan sekarang

Atau kalau bahasa scientificnya adalah 'Delayed Gratification'. Entah karena tinggal di Indonesia, suku kata Gratifikasi mengandung konotasi negatif yak -_-, apalagi perundang-undangan yang mengatur mengenai gratifikasi wkwk. Dan ternyata, gatau yaa menurut gue sendiri, Marshmallow test is a living thing.It is neither a myth or a theory. Karena gue sendiri, ketika pertama kali mengenal istilah 'delayed gratification'.....Well yeah, beberapa peristiwa kehidupan gue seakan ikut mendukung eksperimen ini.

Bahasa simpelnya, dalam eksperimen Marshmallow, ada seorang anak kecil berumur 4 tahun yang diberikan sebuah kue/marshmallow/lolipop tepat di hadapannya saat itu juga. Lalu ilmuwan datang, terus bisik anak kecilnya 'Kalo adik mau nunggu kakak 15 menit lagi, kakak bawain adik satu buah kue lagi. Jadi adik nanti punya 2 kue? Gimana? Tapi kalo mau makan sekarang, ya udah makan aja, tapi cuma dapet 1.'

Dan menurut hipotesanya, jika anak sabar menunggu 15 menit cuma demi mendapatkan 2 buah kue, maka itu bisa menandakan anak itu bakalan sukses, hal ini dikarenakan dia mempunyai EQ yang sangat baik terutama dalam self-discipline. Dan menurut pendapat gue pribadi, dalam kehidupan kita marshmallow ini bisa berbentuk apapun loh, bisa berbentuk suatu hadiah, prestasi atau sebagainya. Dan 15 menit? Bisa berarti 1 bulan, 1 tahun atau mungkin bahkan 2 tahun.

 Dan ini semua mengingatkan kembali kepada sosok gue tepat 3 tahun yang lalu, terutama setelah sebuah pencapaian gue bisa berangkat ke Jepang November.
Pada Januari 2012, ketika gue masuh duduk di kelas 3 SMA dan disibukkan dengan isi SNMPTN undangan ke PTN apa. Keinginan dan tujuan gue waktu itu cuma 1, yakni Fisika UI. Gue gamau yang lain, gue cuma maunya UI. Dalam sekolah gue, cuma ada 2 orang yang berkeinginan masuk fisika UI, yakni gue dan Oka. Oka dan gue, mempunyai selisih nilai yang yah terpaut tak jauh , dia lebih tinggi 3 point di urusan nilai akademik, tapi gue juga didukung dengan belasan prestasi di luar akademik. Berbeda dengan Oka yang sama sekali jarang mengikuti perlombaan di luar sekolah.

Dan masalahnya, fisika UI setiap tahunnya pasti akan menerima salah satu siswa dari SMA kami. Yah, sayangnya cuma 1, tapi siapapun satu orang itu, satu posisi itu sudah pasti disiapkan di fisika UI. Berbeda dengan ITB yang masih fifty fifty untuk bersedia menerima 1 anak setiap tahunnya dari SMA kami. For me now, it sounds like Marshmallow test somehow.

Akhirnya gue urung memilih UI, untuk berbagai faktor. Entah itu karena lebih banyak temen temen bahkan ortu gue lebih nyaranin ITB, terus juga karena Bandung lebih adem dan kondusif wkwk . Just like God whispering, 'Would you like to wait, and see, Zet ? If you willing to patience this time, who know you will got ITB for next instead of choosing UI right now.'

And that's how I choose ITB in SNMPTN undangan, and wait....wait.....wait....
Ketika pengumuman undangan, ga usah ditanya lah ya, Oka pasti menjadi jajaran siswa sekolah gue yang diterima di fisika UI. Karena memang setiap tahun UI menyediakan tempat untuk sekolah gue. And mine?Ternyata gue juga diterima di fisika ITB. HAHA EAT THAT !

Berkuliah 3 tahun di ITB, gue selalu menganggap itu sebuah kompetisi tolol jaman SMA, euforia sesaat atas diterima undangan dan segala macem. Sampai akhirnya, november ini gue akan diberangkatkan ke Osaka University di Jepang sebagai mahasiswa fisika ITB dengan fokus studi nuklir untuk melakukan eksperimen di salah satu fasilitas mereka yang sangat wow yakni RCNP (Research Center Nuclear Physics).
Dan malam ini, gue baru menyadari, ya mungkin inilah 'marshmallow kedua' gue yang sesungguhnya. Dan 15 menit penungguan gue adalah 3 tahun perkuliahan gue, hahaha. Right? Right?

 Jadi di kasus gue, Tuhan ibarat menawarkan, apakah gue mau memilih langsung memakan marshmallow pertama gue yakni dengan secara berapi-api kekeuh memilih fisika UI yang udah tentu aja menyediakan sebuah kursi untuk sekolah gue...atau gue harus bersabar sementara : membiarkan saja kesempatan UI itu biar bisa dapetin 2 buah kesempatan yang sebenarnya akan jauh lebih enak dan ternyata 2 marshmallow itu yakni ITB+kesempatan riset eksperimen di Jepang.

OMG. You know, having two is alway better than one  (kecuali dalam masalah percintaan ya, BIG NO) ! HAHA
Gue kembali memikirkan....coba seandainya gue ambil di fisika UI, keterima di UI, jadi mahasiswa UI, tapi belum tentu gue dapat kesempatan buat ke luar negeri (dimana gue garis bawahi  ke luar negeri ini bukan rangka senang senang, tapi murni buat riset penelitian.)
Konteks penulisan gue disini juga bukanlah gue mau menekankan ITB lebih baik dari UI, atau UI lebih susah masuk dari ITB. No no no, just as after you read this and the point you get only about that, you're totally misunderstood my post. Jadi ini ibaratnya mengenai kesempatan untuk berada di tempat yang benar dan juga waktu yang tepat. Siapa bilang mahasiswa UI lebih dikit kesempatan buat ke luar negeri, haha bullshit itu, kakak kelas gue di HI, politik, gitu gitu banyak banget yang ikut seminar, conference blablabla.

The fact is, engga semua mahasiswa dalam suatu universitas bisa dapat kesempatan itu :). 
Kalau gue mahasiswa UI, belum tentu gue bisa masuk ke dalam jejeran mahasiswa UI 'yang berkesempatan' ke luar negeri. Kalau gue mahasiswa UGM, belum tentu juga gue bisa masuk ke dalam jejeran mahasiswa UGM 'yang berkesempatan' ke luar negeri. Tapi dengan gue di ITB malah bisa menjadi salah satu mahasiswa ITB 'yang berkesempatan' tersebut. Ditambah program yang gue dapet full-funded ama Osaka University-nya. Baik dari tiket pesawat, bahkan visa, tempat tinggal dan juga uang saku. It just beyond my wildest dream, ever.

Daan kembali ke point yang pengen gue tekanin, layaknya sebuah 'Marshmallow Test'.  Ya, sekarang barulah gue mendapat dua buah marshmallow dari kesabaran gue baik itu untuk mengalah tepat 3 tahun yang lalu.

So I have my two marshmallows already right in my hand after 3 years of waiting,
well how about you? 
Keep waiting, patient and struggle ya ! Your second marshmallow will arrive soon !



Komentar