Selamat siang !
Jadi disini, gue akan berbagi pengalaman setelah mengikuti ujian IELTS di IALF Kuningan pada Sabtu, 03 April 2021 lalu. Setelah melakukan pendaftaran dan pembayaran (oh iya yang mau tau cara daftar dan bayar jika tes di IALF, silahkan klik disini ya), maka pada pukul 09.30 gue udh mulai siap jalan kaki dari kostan menuju IALF Kuningan. Salah satu alasan utama kenapa memilih ujian di IALF kuningan karena jaraknya cuma 800 meter dari kostan wkwk. Jadi nanti kalaupun udah keluar hasil ujian dan mau ambil lembar nilai, gue tinggal motoran deh dari kostan ataupun kantor ke IALF.
Sebenarnya, karena jadwal Speaking gue adalah pukul 11.20, maka gue sebenarnya diwajibkan untuk hadir di IALF pada pukul 10.50. Tapi karena gue mau bungkus makan siang di Setiabudi One, maka gue putuskan berangkat dari kostan pukul 09.30 untuk mampir beli saladtop dan duduk menenangkan diri dulu disana wkwk. Akhirnya gue sampai di IALF pada pukul 10.30. Lebih cepat 20 menit sih, tapi ya sudahlah. Ketika masuk, nanti bakal ada 2 kali pengecekan untuk visitor, pertama di post Satpam, kita akan dicek tas dan dicek suhu. Nah pas sebelum masuk gedung Menara Selatan, akan ada pengecekan nama peserta ujian oleh penjaganya. Jadi selain di cek tas, cek suhu, kita juga ditanyain nama lengkap agar dipastikan yang masuk adalah benar-benar peserta ujian. Oh ya, ternyata masuknya itu bukan dari pintu masuk utama wkwk, tapi dari pintu samping gedung menara selatan. Agak kagok juga pas di awal.
Gambar 1. Tampilan Pintu masuk Menara Selatan tapi masuknya bukan dari pintu masuk ini wkwk
Setelah masuk gedung menara plaza, gue langsung cari toilet wkwk. Bagusnya setiap lantai di gedung ini disediakan toilet. Dan ternyataa di lantai dasar menara selatan itu ada kafe kecil namanya Monkey Cafe. Tau gitu kan gue gak perlu bungkus makanan ya wkwk, nongkrong kecil aja disini lain kali. Nah masuk lift, langsung tekan lantai 3. Nanti keluar lift langsung terlihat ada ruangan dengan tulisan IALF super gede. Dan pas masuk, lagi lagi ditanya nama lengkap dan juga di cek suhu. Mereka benar-benar mastiin kalau yang boleh masuk ruangan IALF bahkan hanya peserta wkwk.
Gambar 2. Keberadaan Monkey Bean Caffe di lantai dasar menara selatan
Gambar 3. Tampilan lobby Menaa Selatan punya akses 6 lift dan juga fasilitas atm BNI
Gambar 4. Tampilan lobby IALF di lantai 3
Nunggu duduk sekitar 15 menit, akhirnya gue dan peserta lain dipersilahkan untuk menitipkan tas dan segala barang di jasa penyimpanan. Jadi yang boleh dibawa hanya Passport (dan ga boleh pake sampul juga passportnya wkwk, beneran hanya murni buku passport), botol air minum kita dan kartu loker kita. Setelah tas di titip, kita dipersilahkan masuk ke dalam ruang tunggu. Gue nunggu lamaaa banget wkwkw, kira kira jam 11 baru akhirnya proses registrasi gue dimulai kayaknya.
Proses Registrasi Peserta
Nah karena ini adalah tes IELTS gue yang kedua, jadi prosesnya seperti biasa. Pertama disuruh tanda tangan di lembar kehadiran sembari mbak-mbak ngecek passport gue. Wkwk tapi yang gue baru tau, sekarang tiap invigilator di IALF dibekali dengan alat sinar UV gitu. Alat ini gue taunya biasanya buat ngecek uang palsu, buat liat hologram wkwk. Tapi di IALF, alat ini digunakan buat scan beberapa lembar halaman di passport kita loh. Gue baru tau dari temen gue yang bekerja sebagai IELTS Invigilator, jadi kadang sering banget ditemukan para "impostor". Dan ini biasanya peserta dari negara lain, terutama negara tirai bambu. Jadi banyak praktik, mereka sengaja booking IELTS di negara berkembang kayak Indonesia atau dimana, terus yang ngerjain itu calo. Nih gue lampirkan potongan berita di negara India mengenai keberadaan para impostor IELTS ini !
Jadi kan karena wajah mereka kadang mirip mirip semua, kadang beberapa ditemukan paspor palsu, atau wajah yang terlalu berbeda dsb. Wkwkwk, niat juga anjaay demi tes IELTS ! Nah setelah di pastika passport gue asli, lalu juga diminta buka masker dan kacamata untuk ngecek kecocokan wajah paspor dan wajah asli gue, maka mbak mbak invigilator mempersilahkan gue untuk scan jari telunjuk sebanyak 4x. Nah setelah itu ambil foto deh untuk nanti ditaruh di sertifikat IELTS. Selama foto, kacamata dan masker gue dilepas.
Setelah kelar registrasi, gue dipersilahkan untuk duduk di luar ruangan 7. Sedang berlangsung 1 peserta di dalam ruangan 7, wkwkwk dan sayangnya ruangannya gak terlalu kedap. Walhasil gue kadang masih bisa mendengar sayup-sayup pertanyaan peserta sebelum gue. Daaan ini bikin nervous gatau kenapa, karena menurut gue peserta sebelum gue ngomongnya lancar binggo ! wkwkw duh ga boleh minder ! Harus fokus dan tenang. Dan akhirnya nama gue dipanggil oleh examiner.
Waaw, gue amaze ternyata penguji speaking gue orang Indonesia. Bapak-bapak, kayaknya seumuran senior senior kantor gue yakni 35 keatas. Gue jujur agak lega dapet penguji orang Indo, karena selama pandemi kan speaking dilakukan harus menggunakan masker. Lalu ditambah pula jarak duduk nya makin jauh ama examiner ditambah dengan partisi plastik pemisah wkwk. Gue takut antara suara nya ga jelas karena ketutupan masker kalo bule. Ya secara dong, bule ngomong ga pake masker aja kadang samar wkwk apalagi pake masker ditambah lagi jarak jauh wkwk. Nah ini karena gue dapet examiner orang indonesia, suaranya sangat jelas dan apalagi accent nya, sehingga gue gak ada issue. Karena pandemi, selama speaking yang gue lakukan, baik itu gue sebagai peserta dan penguji gue selalu memakai masker ketika speaking yaa.
Jadi pertama, gue ditanyain full name gue dan minta lihat passport. Lalu lanjut dengan sesi pertama, gue ditanya tentang town that you live recently ama picnic. Kayaknya ada 6-10 pertanyaan deh di sesi ini. Yang aku paling inget, dia langsung buka "do you love the city that you live now?" dan gue langsung jawab ENGGAK ! wkwkwk Ya gue emang ga suka jakarta, dibandingkan ama Bandung jauh banget kayak surga dan neraka wkwk. List nya begini kurang lebih :
- Do you love the city you live now? Ini gue jawab gak ! wkwkw dan gue pake bandingin dengan Bandung. Pengen nunjukin kalo gue bisa menggunakan ekspresi terkait komparasi.
- Is there any your relative that live here? Ini gue jelasin, ada nephew. Dan gue jelasin biasanya suka nongkrong di mall, dsb.
- What about your neighbourhood? Can you tell me more? Nah untuk jawaban ini, gue inget banget gue menggunakan idiom yang gue pelajari dari youtubenya Keith ! (OMG akhirnya gue bisa menggunakan at least 1 idiom wkwk meski gatau ngefek apa engga ke score). Jadi gue menggunakan ekspresi "a close-knit community". Gue juga baru tau istilah ini memiliki arti close-knit (adjective) : If a group of people are close-knit, they all help and support each other.
Lalu berganti jadi piknik- When you were child, do you like to have a picnic? Disini gue notice, artinya dia ingin menguji apakah gue bisa menggunakan ekspresi masa lalu
- Where Indonesian people love to do picnic? Ini berarti menguji untuk menggunakan ekspresi dalam rangka menyatakan informasi general.
- When was the last time you had picnic? Ini lagi lagi menguji untuk ekspresi masa lalu.
- What do you think about eating outside during picnic? Nah ini gue memberikan pendapat gue, wkwk sebenernya udh merempet ke speaking part 3, karena gue bilang gue ga suka makan diluar karena ada kecenderungan suka nyampah wkwk
Dan akhirnya selesai. Jadi gue ditanya city, neighbourhood, dan picnic. Nah lanjut ke sesi 2, daan ternyata ketika gue buka kartunya, gue dapet topic "Describe a conversation topic you were not interested in". Dan gue pas baca ini, langsung inget ! OMG INI KAN TOPIC YG SAMA PERSIS AMA TOPIC DI BUKU MAKKAR YANG UDAH GUE LATIHAN SELAMA INI KYAAAAA. Lengkapnya ini :
Describe a conversation topic you were not interested in
Who you talked withWhen you had the conversation
What the topic was
And explain why you were not interested
wkwkwk, tapi suer, pas abis kelar ujian speaking, gue langsung buka buku makkar....emang beneran ini soalnya dan sama persis. Di buku makkar, topiknya nomor 45 dan kalian bisa baca sendiri postingan gue mengenai latihan praktek topik nomor 45 ini (klik ini) wkwk. Jadi gue selama 1 menit sesi persiapan, gue ga perlu membuang buang waktu untuk mikirin pengalaman gue yg mana yang akan gue jadikan topik. Gue tinggal melist kosakata apa saja yang kira kira perlu gue utarakan. Sama persis dengan post blogs gue, gue ceritain pengalaman gue kejebak duduk di sebelah bapak-bapak pas penerbangan ke Bangka. Dan doski meksoong ngobrol tentang pilihan politik gue wkwk. Secara umum, selama speaking 2 gue bisa memanfaatkan waktu 2 menit sampai pengujinya menghentikan speaking gue. Nah lalu lanjut ke part 3, yang entah kenapa menurut gue pertanyaannya lumayan banyak tapi hanya terkait 2 hal yakni : conversation and short messaging. - Bagaimana mengetahui bahwa lawan bicara kita tertarik pada pembicaraan kita?
- Apakah anda orang yang suka mengirimkan teks pesan?
- Apakah anda pernah menerima teks pesan yang sulit anda pahami?
- Bagaimana efek teknologi telah membawa perubahan kepada komunikasi kita?
- Apa perbedaan komunikasi anak muda dan orang dewasa?
Daan begitulah kira-kira speaking part 3. Sepertinya lumayan lama, mengingat gue duluan masuk dari peserta diruangan 6, tapi ketika gue keluar ruangan, peserta nomor 6 malah sudah keluar duluan dibanding gue, wkwk.
Setelah menyelesaikan speaking pada pukul 11.40, gue ada waktu kurang lebih 2 jam sebelum melanjutkan ke ujian selanjutnya yakni ujian listening, reading dan writing pada pukul 14.00 nanti. Pihak IALF juga wanti wanti bahwa peserta harus kembali ke IALF pada pukul 13.30 meski ujian baru mulai pukul 14.00
Gue ngerasa ga sopan entah kenapa kalo makan bekal gue di dalam ruangan IALF lantai 3, akhirnya gue putuskan untuk turun ke lobby menara selatan via lift untuk makan Saladstop. Ada tempat duduk gitu sih di depan kantor bank BNI nya, jadi gue putuskan makan siang disitu sambil nonton netflix hingga pukul 13.20. Karena stok air minum gue habis selama makan siang, gue putuskan beli botol air minum di cafe seharga 11ribu untuk stock minum selama ujian 2.5 jam nanti. Ketika pukul 13.30 gue sudah kembali ke lantai 3 dan menitipkan tas gue ke tempat biasa dan kemudian duduk di ruang tunggu bersama 11 peserta lain.
Jadi sebelum memasuki ruang ujian, seluruh peserta di absen dan dicek lagi passport dan juga kecocokan wajah oleh para invigilator. Pengecekan ini memakan waktu sampai 15-20 menit ternyata, pantesan aja ya disuruh balik 13.30. Karena nama gue awalannya huruf S, ternyata gue dipanggil terakhir, dan pas gue tanda tangan, gue lihat totalnya ada 12 peserta. Pantesan aja ya sesi pagi gue kecolongan wkwk, ternyata untuk 1 round IELTS basis komputer itu IALF hanya buka 12 peserta. Gak paham juga sih karena harus social distancing hingga dibatasi 12 saja atau memang kapasitas komputer tersedia hanya 12 orang. Selesai pengecekan, invigilator menyebutkan hal hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hingga akhirnya kita para peserta diarahkan ke ruangan komputer nya IALF secara antri.
Nah pas masuk, invigilator lagi lagi akan meminta kita untuk memindai jari telunjuk kita sebelum akhirnya diarahkan kita akan memakai komputer di bilik mana. Tiap komputer dikasih bilik, kayak ala ala warnet jaman dulu gitu wkwk. Jadi ga bakal bisa lihat pekerjaan orang sebelah kita dan juga bikin kita makin fokus. Kadang gue kalo lagi cape nafas pake masker, masker gue turunin dikit selama kerjain soal biar bisa nafas lebih lega wkwk.
Sebelum kita menyentuh komputer, invigilator nyuruh kita keluarin paspor agar dimasukan ke dalam map transparan yang kemudian di gantungkan ke bilik kita. Ini tujuannya biar tiap invigilator bisa ngecek identitas kita selama ujian berlangsung tanpa perlu ganggu konsentrasi kita. Tiap meja sudah disedakan selembar kertas yang berisi informasi nama, tanggal lahir dan nomor peserta. Lalu 2 kolom terakhir kertas tersebut berisi user name dan password untuk ujian Listening dan Reading. Di atas keyboard, udah tersedia pensil 2B juga.
Nah selalu dimulai dengan tes listening. Kalau yang udah sering latihan, pasti tahu kalau sesi ini hanya berlangsung selama 30 menit. Dan karna di awal ujian, jadi konsentrasi kita masih full untuk mengerjakan ujian listening. Gue paling kagum, pas tahu headphone yang disediakan pihak IALF sangat bagus ! Jadi headphone yang digunakan adalah tipe headphone OVER EAR ! Kacau sih ini IALF niat banget lab komputernya ! Jadi sejak pandemi (dan mungkin para pembaca ada yang sudah tahu), jenis headphone itu kan ada tipe ON EAR dan OVER EAR. Jenis over ear ini sendiri kadang lebih mahal dibanding on ear karena memang spek modelnya lebih lengkap. Gue pribadi sangat suka headphone jenis over ear karena berbagai alasan. Nih salah satunya yang ditulis di kumparan :
Sesuai namanya, headphone over ear mengusung desain housing earcup yang besar dan menutupi daun telinga saat digunakan. Sedangkan headphone on ear menggunakan housing earcup yang lebih kecil dan tidak menutupi seluruh telinga saat digunakan.
Jadi gak ada isu sama sekali selama listening. Yeay ! Meski......soal di sesi 1 yang ada nguji spelling nama jalan, GUE SKIPPP KARENA SUSAH BETTTTTT KEK..... wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk ya kzlll dah kalo udah ngeja nama di IELTS tu, gue udah pasrah aja. Mending move on ke sesi selanjutnya. Oh iyaa, selama sesi listening kita bisa loncat ke soal nomor berapapun yaa meski lagi dengerin audio listening sesi 1. Jadi gue pas speakernya udah masuk di akhir sesi 1 tapi mereka tetep ngomong....padahal gue udah dapet jawabannya apa, gue langsung main loncat aja screen nya ke sesi 2, karena strategi gue harus baca soal ielts secepat mungkin agar tahu kira kira bakal nanya tentang apa.
Btw coret coret kertas ama pensil ga kepake sama sekali di sesi ini meski udh disediain ama panitia. Gak ada waktu boss antara ngetik di layar ama bikin coret coret.
Sesuai namanya,
headphone over ear mengusung desain housing earcup yang besar dan
menutupi daun telinga saat digunakan. Sedangkan headphone on ear
menggunakan housing earcup yang lebih kecil dan tidak menutupi seluruh
telinga saat digunakan.
Baca selengkapnya di artikel "Headphone On Ear vs Over Ear: Perbedaan, Kelebihan, dan Kekurangan",
https://tirto.id/eka6Sesuai namanya,
headphone over ear mengusung desain housing earcup yang besar dan
menutupi daun telinga saat digunakan. Sedangkan headphone on ear
menggunakan housing earcup yang lebih kecil dan tidak menutupi seluruh
telinga saat digunakan.
Baca selengkapnya di artikel "Headphone On Ear vs Over Ear: Perbedaan, Kelebihan, dan Kekurangan",
https://tirto.id/eka6Nah ini juga sama seperti latihan biasanya. Ada 60 menit untuk mengerjakan 40 soal dan pasti hanya terdiri dari 3 artikel. Gue awalnya scanning dulu dari format soal, kira kira artikel mana yang punya format soal yang gue paling alergi yakni matching heading. Lalu lanjut deh ke 2 artikel sisanya. Dapat dikatakan semuanya lancar, dan tidak kekurangan waktu sama sekali. Bisa diatur dengan baik selama 60menit. Bahkan karena stuck di satu format isian pilihan di artikel terakhir, 10 menit terakhir bayangin dong gue cuma fokus ngerjain itu format soal...wkwkwk mana dia aslinya cuma 6 jawaban lagi. Jadi dia itu bentuknya isian gitu.....tapi dalam mengisi kalimat kosong itu, mereka udah sediain opsi kata untuk mengisi kekosongan itu....nah opsi katanya ini aneh dan juga cara paraphrasing kalimat soal dengan kalimat artikelnya susah wkwk. Tapi akhirnya bisa juga setelah baca bulet ampe 10x wkwk. Kadang gue turunin posisi masker ampe bawah mulut biar bisa napas dengan leluasa saking stress nya fokus ngerjain reading. Tapi insya allah aman karena bilik komputernya lumayan tinggi.
Tes Writing
Nah yang terakhir dan menurut gue yang paling susah dan paling gue benci karena gue stuck wkwk adalah writing. Entah kenapa, karena gue anaknya suka nulis yang abstrak-abstrak jadi gue lebih nyaman dan lebih mudah ngerjain writing task 2.
Gue inget banget soalnya tentang apakah polisi harus memperlakukan kriminal anak-anak dengan para kriminal orang dewasa. Gue pas baca kalimat ini langsung otaknya mikir, okeh ! Topic vocabulary yang udah gue pelajari terkait crime and law apa aja ya yang harus gue keluarkan unt! Lalu next nya gue liat instruksi nya apakah ini tipe discussion, tipe problem-solution, tipe opinion. Lalu tulisan instruksinya adalah :
To what extent do you agree with this statement?
Okeh, karena pertanyaannya menggunakan format instruksi "to what extent", gue putuskan gue akan disagree total dengan statement ini dan menyodorkan 2 argumen kenapa gue gak setuju. Gue langsung bikin kerangka tulisan : introduction, 2 buah main paragraph dan conclusion. Ga sampe 30 menit, gue selesai mengerjakan task 2. Gue ga langsung periksa, karena gue mau buru task 1. Nanti abis task 1 kelar, baru gue akan meembaca task 2 lagi gue untuk check grammair , spelling dsb. Nah selanjutnya ketika selesai cek task 2, gue kembali buka task 1 gue...gue dapatnya perbandingan 2 peta museum pada tahun 1998 dan 2008 dengan berbagai fitur. Jadi gue kerjain kurang lebih 18 menit. Selesai task 1, gue balik ke halaman task 2 dan cari kesalahan grammar, Subject-Ver Agreement, typo, dsb. Dan ketika kelar, gue kembali ke task 1 untuk cek grammar, dsb juga. Daan dapat gue katakan, selama 60 menit hamdallah gue gak ada kekurangan waktu sama sekali. Kalo gak salah ada 160 kata untuk task 1 yang berhasil gue tulis dan ada 260an kata untuk task 2. Gue anaknya kalo writing lebih suka seringkas mungkin alias Quality over quantity. Alasannya simple, GUE GAMAU BIKIN BANYAK PELUANG SALAH di kalimat gue wkwk.
Dan berakhirlah ujian IELTS gue pada 3 april wkwk. Setelah selesai, invigilator mempersilahkan kita mengambil passport dan keluar ruangan untuk menuju loket barang. Pukul 16.40 gue langsung meluncur ke Grand Indonesia buat makan sushi bareng temen gue si Hanum wkwk. Sebagai bentuk refreshing juga abis kelar ujian.
Sejauh yang gue rasakan, ujian IELTS komputer memang jauh lebih nyaman dibandingkan dengan IELTS kertas. Terutama sesi listening, yang bikin gue kagum banget dengan fasilitas komputer punya IALF. Gue juga tipe orang yang cepat mengetik, maka lebih praktis writing. Tapi ada beberapa orang yang gak pede ambil IELTS komputer dengan alasan tidak leluasa corat coret soal ketika sesi reading dan listening. Ya ini preferensi masing-masing sih, tapi gue jujur karena di awal udah mindset pengen komputer.....ketika beralih latihan soal dari awalnya pake kertas dengan kemudian latihan di layar komputer memang capek. Tapi lama kelamaan udah terbiasa latihan listening ketik di laptop sembari nonton video IELTS di youtube, baca teks di website-website reading ielts, dsb.
Kayaknya
di masa depan....gue ga bakal mau lagi IELTS Kertas kecuali dipaksa
wkwk. Kalo bayar mandiri, gue cuma mau IELTS komputer wkwk, apalagi
tidak ada perbedaan harga sama sekali di antara format IELTS tersebut. Dan sekarang artinya tinggal menunggu hasil nya ! Konon kabarnya sih yaa hasilnya komputer bisa dicek lebih cepat yakni 3-5 hari kerja loh ! wkwk jadi gue bakal coba buktiin nih kebenarannya. Karena IELTS gue tanggal 3 april dan itu Sabtu, maka 3 hari kerja sih berarti hari Rabu 07 April wkwk. Nanti jam 09.00 gue bakal buka hasilnya via web dan juga kalo pagi belum muncul...jam 17.00 sebelum pulang kantor gue bakal buka lagi web nya ! wkwkwk
Doakan hasilnya yang terbaik yaaa ! Nanti bakal tetep di posting sih scorenya berapa wkwk.
Beberapa tautan berguna sebelumnya yang masih terkait IELTS :
- Alasan kenapa memutuskan IELTS komputer dibandingkan IELTS kertas : klik ini
- Pengalaman mendaftar dan membayar IELTS Komputer di IALF : klik ini
- Pengalaman terkait lanjutan pendaftaran tes IELTS di IALF Kuningan selama Pandemi Corona : klik ini
- Pengalaman tes IELTS di IALF selama pandemi Corona : klik ini
Komentar