Tantangan Penerimaan Daerah dan Alasan bersandar selalu pada Parawisata
Sekarang gue baru paham sih, kenapa hampir di mayoritas 530an
kab/kota yang gue kunjungi, gue lihat, rata-rata pasti mengedepankan dan
mengusung aspek parawisata, slogan ayo berwisata ke kab/kota XYZ. Dari
dulu gue cuma mikir, kenapa pada gak kreatif sih? Gak bikin kayak
industri kek, apa kek? Kenapa semua harus bersandar ke pariwisata? Ini
pemda yang kurang kreatif?
Ternyata.....
Bukan karena
kreatif, inovatif, progressif sih. Tapi memang realita nya memaksakan
pemda hanya dapat bersandar pada sektor pariwisata. Mengingat jenis
pajak yang bisa mereka tarik ya gak jauh jauh dari pajak restoran lah,
pajak hiburan, pajak reklame. Wkwk super telat sih, baru 4 tahun kerja, gue baru sadar kalo Pemkab/Pemkot itu terbatas banget wewenangnya untuk memungut berbagai pajak. Padahal coba ya pikirin, di satu sisi mereka juga harus memiliki modal yang cukup jika ingin melakukan berbagai pembangunan, melakukan kegiatan untuk melayani masyarakatnya.
Tapi kalau dari sumber penerimaan daerahnya saja sudah sulit, dan ternyata instrumennya juga sangat terbatas. Jujur gue kaget pas tahu bahwa jenis pajak yang bisa dipungut oleh Pemkab/Pemkot itu sangat terbatas seperti Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Restoran. Hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari paham bahwa objek pajak yang cuma dipungut harus objek yang immobile, yakni gak minggat kemana-mana kecuali di daerah kab/kota itu doang.
Gila, kompleks banget ya kalau kerja di kabupaten/kota. Gue juga pasti bingung sih kalo di posisi Bendahara Umum Daerah nya, apalagi Kepala Daerahnya sih. Semoga semangat reformasi yakni otonomi daerah bisa segera optimal.
Dan semoga, pas gue udah puas berkarir di pemerintahan pusat. Gue udah siap untuk mengemban tantangan dan amanat selanjutnya di pemerintahan daerah. Amiiin.
Komentar