Saya bukan anak itu

Saya itu anak yang berbakti tapi terkadang saya bisa menjadi anak yang nakal
Namun yah nakal saya bisa ditolerir

Saya itu bukan "anak yang susah untuk dirawat oleh seorang mama dan papa"
Orang tua saya tidak butuh pendidikan khusus untuk dididik, dan saya juga tidak butuh alat dan perawatan medik khusus untuk hidup
Papa bisa pulang membawa cheetos dari kerja, dengan Mama yang bikin telor ceplok setiap pagi untuk sarapan sudah cukup untuk merawat saya

Saya juga bukan "anak yang banyak tuntutan"
Saya tidak pernah menginginkan liburan mewah ke luar negeri, saya juga tak pernah mengeluh jika saya tidak punya supir pribadi dan pembantu
Papa mama saya berada di rumah setiap hari sudah cukup memenuhi tuntutan saya sebagai anak mereka

Saya bukan "anak yang suka diberi imbalan"
Saya tidak pernah dijanjikan akan dibelikan apa jika juara kelas, apalagi yang dijanjikan akan dibeli sebuah mobil jika saya berhasil cuma karena masuk jurusan IPA ketika SMA
Juara kelas dan masuk universitas negeri, itu semua saya lakukan karena sudah harus menjadi sebuah kebiasaan, kewajiban, bukan karena saya harus diimingi

Saya bukan "anak yang manja"
Orang tua saya tidak pernah membelikan apa yang saya inginkan, mereka hanya membeli apa yang saya butuhkan
Behel, uang masuk ITB 45 juta, mereka mau memberinya karena mereka anggap saya butuh itu.
Tapi kamera DSLR saya, liburan ke Jogja, sepatu, cemilan mahal yang sering kalian lihat, itu semua murni uang saya sendiri.

Saya bukan "anak siapa-siapa"
Siapa-siapa disini berarti saya bukan anak pejabat, tokoh agama, publik figure
Mama saya cuma seorang guru SMP biasa, Papa saya juga PNS biasa
Dan itu membuat saya menjadi orang yang selalu mendapatkan apapun dengan cara biasa layaknya rakyat biasa.

Saya bukan "anak yang berfasilitas super lengkap"
Saya tidak pernah diberi les renang, les piano, les tenis, les tetek bengek untuk pengembangan bakat saya
Mereka membiarkan saya menebak sendiri bakat saya apa sehingga Bakat saya semua tumbuh secara alami

Saya bukan "anak yang terkekang"
Saya bukan anak yang  "dilarang pacaran-harus fokus belajar"
Saya juga bukan anak yang "harus pakai jilbab-tidak boleh ketemu bukan muhrim"
Orang tua saya tidak sekolot itu, mereka dewasa dan mereka bebas
Saya tidak pacaran ketika sekolah? Bukan karena dilarang papa-mama, itu saya sendiri tidak ada yang mau ama saya #eh
Dan telah mengerjakan sholat 5 waktu, masih baca Qur'an, sedekah tiap jumat, sudah cukup menjaga kepercayaan dan rasa aman kepada orang tua saya

Saya bukan "anak yang dituntut"
Saya tidak pernah dituntut menjadi dokter, harus jadi pengacara, harus jadi insinyur, saya tidak pernah dituntut harus bagaimana
Karena saya selalu mengatakan apa yang saya pikirkan kepada kedua orang tua saya tanpa ragu
Saya akan mengatakan ya jika saya berpikir ya, dan tidak jika memang  tidak
bahkan kepada mereka, orang tua saya sekalipun 
Saya dibesarkan agar selalu berani untuk mengutarakan pendapat saya


Bisa disimpulkan Saya "anak yang super duper AWESOME !"
Sangat beruntung sekali orang tua saya mempunyai buah hati seperti saya
Orang tua lain pasti iri dalam hati :p


Ps. Wkwkwkwk endingnya jadi super narsis gini, endingnya merusak aje :p

Komentar