Pelajaran yang gue anut sebagai Pegawai Baru di Kantor

Having my very first Job and 3-times-higher-than-UMR Jakarta- Salary in the age of 22 years old are things that I've cherished in the past years.

As I lived in Jakarta, building my career as a researcher in the field of public policies, I could say that I've learned a lot of things, that I would like to share in this writing. Not only as a mind-feeding article for any readers here, but also as my self reminder in the future.

Pernah gak sih? Kalian sebagai anak baru kadang merasakan, disuruh kerjain hal hal yang sebenenrya bukan Job Description kalian? Bahkan kadang hal-hal yang sebenernya diluar konteks pekerjaan kantor/profesional sama sekali?

Gue udah 3 tahun kerja di kantor ini dan dapat gue katakan sudah banyak bermacam hal hal perbantuan yang gue lakukan. Mulai dari yang super remeh ampe super aneh kayaknya ga bisa gue jabarin semuanya. Tapi ini setidaknya 9 hal berikut ini yang pernah dan juga sering diminta bantuin ama senior-senior gue dikantor :

1. Cabut les perancis ditengah tengah kursus, buat Jemput senior gue yang mendadak sakit di RS dan anterin balik beliau ke apartemennya
2. Cariin kostan buat anak senior gue yang baru keterima ITB di Bandung
3. Desain CV senior gue (senior yang ada rencana mau resign)
4. Ngajarin English dan TPA ke senior gue yang mau tes S2
5. Bikin desain paparan-paparan senior/atasan gue
6. Beliin produk bisnis senior gue
7. Bantuin pindahin data dari hape/tab ke laptop senior gue
8. Bantu Scan-in dokumen buat syarat S2 senior gue
9. Bantuin pekerjaan sektor lain diluar sektor gue (Nomer 9 ini yang paling sering dan oke sih ini hitungannya masih konteks profesional sih, tapi totally not my Job description apalagi enggak masuk ke kontrak kinerja gue tahun itu)

And do these 'extras' annoy me? Or distract me from my real work target?

No it did not.
In contrary, all of them improve my ability and facilitate me to finsih my work properly eventhough with some uniques and expected ways. 

Bahkan gue merasa apa yang gue udah gue bantukan sekarang atau dulu, adalah bentuk investasi untuk diri gue sendiri di masa depan. Sadar gak sadar, segala hal yang gue bantuin mereka diluar konteks pekerjaan/konteks profesional ini, membuat gue memiliki ikatan personal yang lumayan dekat dengan senior-senior gue. Dan juga, entah suatu saat nanti atau gimana, gue yakin pekeraan-pekerjaan ekstra ini akan membawa gue entah itu kemana atau akan membantu gue dengan cara entah itu bagaimana. 

How can it be?
Sudah banyak banget sih contoh contoh yang gue rasakan sendiri dari perbantuan perbantuan gak resmi gue di masa lalu ini. Tapi gue akan ambil salah satu contoh paling unik. 

Jadi pada tahun 2018, ketika gue satu tim dibawah senior gue yang gue julukin sebagai "The Mother of Dragon" (eniwei, beliau tau kok gue menjuluki beliau dengan istilah ini haha), gue dan anggota tim lainnya sering banget dibawa oleh beliau untuk berkelana. Entah itu ikut rapat di kantor mana, di daerah mana, dan juga diajak berkenalan dengan semua orang kenalan beliau dalam konteks pekerjaan.

Bisa gue katakan, setahun gue berada dalam tim beliau, semakin sering juga gue harus berurusan dan berkenalan dengan tim tim super senior dikantor gue, yang bener-bener komposisinya di dominasi oleh bapak/ibu berusia 50-55 tahun di kantor gue. Awalnya gue gak pernah mengenal sama sekali siapa bapak ibu yang udah sangat senior ini, akhirnya gue pun mau gamau jadi mengenal mereka satu persatu. Beberapa cuma kenal dan hapal nama, sampe akhirnya ada yang berurusan agak dekat dan personal. Dan salah satunya bapak X ini.

Bapak X ini mampir ke meja kantor gue, dan kemudian bercerita kalau anaknya barusan keterima di ITB, tahun ini juga. Well, seems normal since I was graduated from ITB. Otak gue masih berperasangka Bapak ini sedang dalam euforia bahagia anak nya diterima di Institut Terbaik Bangsa (well, who doesnt? Bokap Nyokap gue juga dulu gitu). Daaan ternyata, akhir cerita

Beliau ternyata minta tolong.....
Minta tolong carikan kost kostan puteri, di Bandung, since he has no family in Bandung and has no idea about Bandung.


Oke....menurut gue....ini ....sangat sangat random.
Gila aja lu ndrooooo, lagi kerja di siang bolong, ada bapak bapak senior yang gue cuma kenal namanya dan orangnya mana, eh minta bantuan cari kostan ke gue?

Nah, gue, gatau deh kerasukan apa, niatnya gue, gue okein permohonan tolong Bapak X ini. Lo tau seniat apa gue? Ya sebenernya ga niat niat amat sih, tapi lumayan.  

Pertama, gue masih simpan nomor kontak Penjaga Kostan kesayangan gue di Bandung, yakni Mbak Mur.

Kedua, gue posting di group line LFM gue, group wa lab nuklir gue, group fisika gue, postingan nanya dan minta informasi apakah ada kostan putri yang kosong di Bandung.

Simple kan? Yap sebenernya sangat sangat simple, bedanya gue emang niat aja sih.

I mean, kalo gue ogah-ogahan, gue bisa aja sesederhana nyaranin beliau cari via internet di aplikasi website Mamikos.com ataau bisa aja sesederhana gue tolak halus dengan cara "Wah Pak, saya sudah 3 tahun gak dibandung, sepertinya udah kurang tahu dan kurang update".

See? Yes I could say all kind of things kalo gue emg cuma ala kadarnya basa basi ama beliau.

Tapi intinya at the end, gue mengirimkan ampe 5 nomor penjaga kostan di Bandung, hasil nemu dan hasil nyari di group kepada beliau. Dan oke, itu berlalu saja. Gue aja hampir lupa ama kejadian itu, karena gue mikir toh gue kayaknya ga bakal lagi berurusan ama Bapak X ini di kantor. Pertama karena dia udah senior jauh banget, kedua karena dia berada di divisi yang sangat berbeda dari divisi gue saat ini. Sehingga kemungkinan gue berurusan ama Bapak X dikantor ini dapat dikatakan sangat kecil.

Tapi kemudian 2 tahun berlalu....Tahun ini....Maret 2020, gue diumumkan bahwa Ketua tim gue untuk pekerjaan tahun 2020 adalah Bapak X ini.
Such a coincidence ! Suer gue aja gak nyangka. Dan alhamdulillah, I already had a first great impression for him as his tim member thanks to that kostan bandung accident. Can you imagine if that day I turned him down? Or ignoring his request to help him?

Ada banyak lagi hasil-hasil gak terduga dari pekerjaan-pekerjaan ekstra ini yang tentu ga bisa gue share satu-satu. Mulai dari kostan tadi ampe gue didelegasikan buat ikut rapat di Istana Negara terus bisa ngeliat Jokowi cuma jarak 3 meter ! Dan juga bisa ngelihat  Pak Ganjar ( I SWEAR TO GOD PAK GANJAR JAUH LEBIH CUTE ASLINYA DARIPADA DI LAYAR TELEVISI wkwkwk) dan gubernur lainnya (sebagai bonus buat para pembaca, w kirim foto bukti aja deh : foto gue dengan Ibu ibu cantik lagi di istana negara :p bahahaha). Beh, it is only one of many magical stories wkwk  dan tentu saja yang gue dapat dari pekerjaan pekerjaan ekstra gue di kantor sebagai anak baru.

Gambar 1. Pas hadirin rapat di istana negara bareng ibu ibu cantik

Banyak sih kadang senior gue yang lain (yang masih middle senior), kadang suka bilang gue , udah ga usah lu ladenin aja napa sik. Bilang aja gak tahu atau lagi sibuk, Wa.  Atau banyak juga sesama anak baru suka ngenasihatin gue, kok lu mau sih sar. Lo jangan mau diinjek injek gitu, toh lu digaji ama APBN, bukan ama mereka.

Dan alasan utamanya baik dari senior maupun seangkatan selalu bermuara sama : Toh juga lo digaji bukan buat ngerjain hal tersebut.

Hmmm tapi gimana ya wkwk. Gue belajar banyak dari Pak Dzaki Suud, Dosen Pembimbing gue yang orangnya baek banget dan ngajarin gue : 
"Gak ada ruginya mempermudah urusan orang lain. Prinsipnya bahkan jangan pernah mempersulit urusan orang jika gamau dipersulit dikemudian hari. Sama kebalikannya, mempermudah urusan orang lain hari ini, kita mana tau besok/entar urusan kita juga bakal dipermudah ama orang lain."

Dan ya, gue orangnya begitu sih prinsipnya. Prinsip gue selama kerja tu gini  : As long as permintaan bantuan itu tidak mengorbankan apapun dari gue terutama menuntut gue mengorbankan UANG gue dan atau butuh pengorbanan reputasi gue, I would say yes. Iya sih waktu gue kebuang, tapi ya elah, apa sih berharganya waktu gue ? Untuk saat ini memang sih, hello posisi gue masih kroco kroco mumet. Jadi waktu gue masih banyak, masih bisa dilakukan buat membantu orang lain. 

Katakanlah, Coba kalo entar waktu gue makin sempit karena posisi gue makin penting, jabatan gue strategis sehingga keberadaan gue, pemikiran gue dan keputusan gue menjadi sangat berharga dan dibutuhkan di mana-mana. Iya kan? 

Jadi mau kapan lagi gue bisa bantuin senior-senior gue, untuk hal hal yang yaa mungkin terkesan remeh. Dan gue yakin, malah gak semua anak baru dan anak muda di posisi gue yang sepakat dan mendukung pemikiran gue satu ini.

Either menganggap tindakan gue hanya sebagai salah satu tindakan biar gue cari muka, atau sekedar menganggap gue terlalu pasrah buat simply saying no to these out-of-context-tasks.


Tapi poin yang mau gue bagikan, sebagai seorang pegawai baru dikantor ini, kepada kalian (terutama para pembaca yang juga baru mulai bekerja) : Jangan langsung alergi ditugasi ama pekerjaan pekerjaan remeh diluar konteks pekerjaan. 
Dan ketika melakukan hal tersebut, lakukan dengan niat, jangan asal.
Dan terakhir, percaya aja kalau yang lo lakuin hari ini, pasti akan membuahkan hasil entah itu dalam bentuk konteks profesional atau bahkan bentuk lainnya.

Because Being Kind Person will cost you nothing, babe ! You will never know where it will bring you in the future :)

Komentar